Mahasiswa Prodi Ilmu komputer Universitas Muhammadiyah A.R Fachrudin

Resensi yang Lebih FRingkas, Informal, dan Kadang Emosional

Jumat, 11 Juli 2025 23:04 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Dari Distraksi ke Distingsi: Mengubah Scroll Jadi Senjata Revolusi Pikiran
Iklan

Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia literasi dan resensi.

***

Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia literasi dan resensi. Jika dahulu resensi dikenal sebagai tulisan panjang yang dipublikasikan di surat kabar atau blog, kini bertransformasi menjadi konten yang lebih singkat, visual, dan mudah diakses melalui media sosial. Platform seperti instagram, tiktok, youtube, dan twitter ( kini X ) menjadi wadah utama bagi para kreator untuk membagikan opini dan ulasan mereka terhadap buku, film, produk, hingga layanan jasa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Artikel ini akan membahas bagaimana media sosial memengaruhi gaya dan konten resensi digital masa kini, serta tantangan yang dihadapi dalam menjaga kualitas dan objektivitas resensi di era digital.

1. Transformasi Format dan Gaya Resensi Digital

Medial sosial telah mendorong pergeseran format resensi dari tulisan panjang menjadi konten yang lebih ringkas, visual, dan menarik secara emosional. Generasi saat ini hidup lebih ritme yang serba cepat, sehingga atensi menjadi komoditas langka.Hal ini membuat gaya resensi pun harus menyesuaikan dari narasi panjang penuh teori menjadi gaya komunikatif yang santai, lugas, dan kdang disertai humor atau keunikan yang mampu menarik perhatian pengguna.

Resensi digital kini tidak lagi terbats pada teks, melainkan juga hadir dalam format video singikat, infografis, hingga carousel gambar.cBookTok, missalnya, menjadi komunitas pencinta buku di tiktok yang mempopulerkan buku melalui video berdurasi 15-60 detik.

Penelitian oleh Rahmat dan Apriyanti (2021) menunjukan bahwa konten video singkat lebih diminati generasi muda karena lebih mudah dipahami dan dibagikan.

2. Pergeseran Bahasa dan Struktur Konten

Gaya bahasa dalam resensi digital juga mengalami perubahan signifikan.Penelitian di UPN Veteren jawa timur mengungkap bahwa penggunaan media sosial, khususnya platform X, membentuk gaya bahasa mahasiswa menjadi lebih santai, informal, dan sering kali disertai emotikon serta singkatan khas komunikasi digital (Azizah et al,. 2024). Struktur konten pun berubah resensi yang dulunya formal dan sistematis kini lebih ringan, dengan pembuka singkat, poin-poin utama, dan ajakan interaktif kepada audiens.

Selain itu, banyak kreator resensi digital yang menonjolkan pengalaman pribadu dan muatan emosisonal dalam ulasannya. Studi oelh Alaparthi (2024) menunjukan bahwa konten bermuatan emosi positif lebih mudah viral, sedangkan konten bernada negatif cenderung menjangkau audiens yang lebih terbatas namun berdampak lebih dalam.

3. Dominasi Visual dan kreativitas interaktif 

Platform seperti Tiktok dan Instagram mendorong penyebaran resensi dalam bentuk visual, baik melalui video pendek maupun ungguhan carousel.Pengguna memnafaatkan transisi dinamis, teks bergerak, dan tampilan visual yang menarik untuk memikat audiens.Gaya penyampain yang cepat dan ringkas membuat resensi digital mudah dikonsumsi dalam waktu singkat.Selain itu, resensi digital kini tidak lagi bersifat satu arah.Interaksi melalui komentar, tanda suka (like). dan berbagi (share) menjadikan proses resensi lebih dinamis dan partisipatif.Menurut (Cheng et al,. 2014), tanggapan negatif dari audiens dapat memengaruhi perilaku kreator dalam membuat konten, sehingga banyak di antar mereka yang lebih berhati hati atau membatasi diri untuk menghindari kritik publik.

4. Pengaruh media sosial terhadap objektivitas dan kualitas resensi

Walapun media sosial memudahkan siapa saja untuk membuat dan menyebarkan resensi, kemudahan ini juga membawa tantangan tersendiri.Penurunan kemappauan berpikir kritis akibat penggunaan media sosial berdampak pada kualitas resensi digital.Studi oleh Nariswari (2024) menyebutkan bahwa mayoritas pengguna lebih tertarik pada konten yang cepat, ringkas, dan menarik secara visual tanpa melakukan validasi informasi secara mendalam.Hal ini menyebabkan resensi menjadi kurang mendalam dan cenderung bias.

5. Resensi Digital sebagai Ekspresi Identitas dan Gaya Hidup 

Menurut jaya et al,. (2025). penyampaian nilai dalam resensi digital kini kerap dikaitkan dengan gaya hidup serta ekspresi khas generasi Z,Resensi tidak lagi hanya bertujuan memberi penilaian terhadap suatu produk atau layanan, melainkan juga menjadi sarana untuk menampilkan identitas diri dan membangun citra sosial di dunia maya.Melalui pendekatan visual estetis dan relevam secara kultural, resensi digital menjadi bagian dari narasi pribadi pengguna di media sosial.

6. Tantangan dan Peluang di Era Digital

Perubahan yang dibawa oleh media sosial terhadap gaya dan konten resensi digital tentu membawa tantangan, seperti penurunan kualiats, objektivitas, dan risiko peneyebran informasi yang tidak valid.Namun, di isis lain, media sosial juga membuka peluang besasr untuk memperluas jangkaun resensi, meingkatkan minat baca, serta, mendorong kreativitas dalam penyampaian opini kunci utamanya adalah menyeimbangkan inovasi kreatif dengan kemampuan berpikir kritis dan tanggung jawab sosial dalam berkomunikasi di dunia digital.

KESIMPULAN

Media sosial telah membawa perubahan besar dalam dunia resensi digitakl, baik dari segi format, gaya bahasa, maupun struktur konten.Platform-platform digital memungkinkan siapa saja untuk menjadi kreator resensi dengan gaya yang lebih santai, visual, dan interaktif. Namun, kemudahan ini juga menuntut peningkatan literasi digital dan kemampuan berpikir kritis agar kualitas dan objektivitas resensi tetap terjaga. Resensi digital masa kini tidak hanya menjadi sarana penilaian, tetapi juga ekspresi identitas dan gaya hidup generasi muda. Dengan demikian, media sosial membuka ruang berekspresi yang luas, namun juga menuntut tanggung jawab dan kesadaran informasi dalam praktik komunikasi digital.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Safitri, D. A. (2024). Gaya komunikasi dalam resensi digital: Studi fenomenologi pada konten kreator TikTok Indonesia. Jurnal Komunikasi Digital.
  2. Azizah, N. R., dkk. (2024). Perubahan gaya bahasa mahasiswa dalam resensi digital di media sosial X. Jurnal Bahasa dan Komunikasi.
  3. Rahmat, A., & Apriyanti, D. (2021). Pengaruh media sosial terhadap preferensi format resensi digital. Jurnal Ilmu Komunikasi.
  4. Alaparthi, S. (2024). Emosi dan viralitas dalam konten resensi digital. Journal of Digital Media Studies.
  5. Jaya, A., dkk. (2025). Resensi digital sebagai ekspresi identitas generasi Z. Jurnal Media dan Budaya

Bagikan Artikel Ini
img-content
pingkan permata sari

Mahasiswa prodi ilmu komputer Universitas muhammadiyah A.R Fachrudin

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler